Langsung ke konten utama

Kajian Kurikulum Pendidikan Jepang



Tingkatan pendidikan di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu dengan menggunakan sistem 6-3-3 (6 tahun SD, 3 tahun SMP, tiga tahun SMA) dan Perguruan Tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama digolongkan sebagai Compulsory Education dan Sekolah Menengah Atas digolongkan sebagai Educational Board.
Compulsory Education di Jepang dilaksanakan dengan prinsip memberikan akses penuh kepada semua anak untuk mengenyam pendidikan selama 9 tahun (SD dan SMP) dengan menggratiskan tuition fee, dan mewajibkan orang tua untuk menyekolahkan anak (ditetapkan dalam Fundamental Law of Education). Untuk memudahkan akses, maka di setiap distrik didirikan SD dan SMP walaupun daerah kampung dan siswanya minim (per kelas 10-11 siswa). Orang tua pun tidak boleh menyekolahkan anak ke distrik yang lain, jadi selama masa compulsory education, anak bersekolah di distrik masing-masing. Mutu sekolah negeri di semua distrik sama, sebab Ministry of Education menkondisikan equality di semua sekolah. Sedangkan untuk SMA, siswa dibebaskan untuk memilih sekolah di distrik lain.
Di Jepang Pendidikan dasar tidak mengenal ujian kenaikan kelas, tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga tidak ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok compulsory education, sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat langsung mendaftar ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih SMA yang diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk SMA yang bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational Board. Ujian masuk hampir serentak di seluruh Jepang dengan bidang studi yang sama yaitu, Bahasa Jepang, English, Math, Social Studies, dan Science. Sama halnya dengan Indonesia, SMA dibagi menjadi SMA umum dan SMK. Ujian masuk PT dilakukan dua tahap. Pertama secara nasional soal ujian disusun oleh Ministry of education, terdiri dari lima subject, sama seperti ujian masuk SMA, selanjutnya siswa harus mengikuti ujian masuk yang dilakukan masing-masing universitas, tepatnya ujian masuk di setiap fakultas.
Panduan tentang muatan pembelajaran di sekolah Jepang termuat dalam gakusyuushidouyouryo. Dokumen ini berisikan keterangan lengkap tentang tujuan pembelajaran di sekolah, materi pelajaran, pendidikan moral dan kegiatan khusus terkait dengan sekolah. Gakusyuushidouyouryou dapat dikatakan sebagai standar minimum yang harus dicapai oleh sekolah-sekolah negeri, sekolah publik, dan sekolah swasta. Gakusyuushidouyouryou pertama kali dikeluarkan pada tahun 1947, bertepatan dengan lahirnya UU Pendidikan di Jepang.
Pembaharuan kurikulum di Jepang berlangsung setiap 10 tahun sekali, dan kurikulum terbaru yang diterbitkan di tahun 1998 adalah pembaharuan ketujuh sejak kurikulum yang diterapkan pada Perang Dunia II. Di Jepang kurikulum disusun oleh sebuah komite khusus dibawah kontrol Kementerian Pendidikan (MEXT).  Komisi Kurikulum terdiri dari wakil dari Teacher Union, praktisi dan pakar pendidikan, wakil dari kalangan industri, dan wakil MEXT.
Jepang merupakan negara yang pendidikannya maju. Sistem pendidikan Jepang memberi kesempatan kepada siswa tamatan sekolah menengah atas untuk mendapat pendidikan lebih lanjut yang bermacam-macam. Selain itu masih banyak ciri-ciri pendidikan Jepang, diantaranya:
1.      Perhatian pada pendidikan datang dari bermacam-macam pihak
2.      Sekolah Jepang tidak Mahal
3.      Di Jepang Tidak Ada Diskriminasi Terhadap Sekolah
4.      Kurikulum sekolah Jepang sangat berat
5.      Sekolah sebagai unit pendidikan
6.      Guru terjamin tidak akan kehilangan jabatan
7.      Guru jepang penuh dedikasi
8.      Guru jepang merasa wajib memberi pendidikan “orang seutuhnya”
9.      Guru Jepang bersikap adil.


B.    Kurikulum Pendidikan Kimia di Jepang
Seperti halnya di Indonesia, di Jepang pun kurikulum disusun oleh sebuah komite khusus dibawah kontrol Kementerian Pendidikan (MEXT).  Komisi Kurikulum terdiri dari wakil dari Teacher Union, praktisi dan pakar pendidikan, wakil dari kalangan industri, dan wakil MEXT.  Komisi ini bertugas mempelajari tujuan pendidikan Jepang yang terdapat dalam Fundamental Education Law (Kyouiku kihonhou), lalu menyesuaikannya dengan perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri.
Seperti halnya di Indonesia, di Jepang pun kurikulum disusun oleh sebuah komite khusus dibawah kontrol Kementerian Pendidikan (MEXT).  Komisi Kurikulum terdiri dari wakil dari Teacher Union, praktisi dan pakar pendidikan, wakil dari kalangan industri, dan wakil MEXT.  Komisi ini bertugas mempelajari tujuan pendidikan Jepang yang terdapat dalam Fundamental Education Law (Kyouiku kihonhou), lalu menyesuaikannya dengan perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri.
Guru-guru di Jepang sejak perang percaya bahwa pendidikan harus bersifat massal dan sama, bahkan pendidikan yang menjurus kepada kekhasan tertentu atau menerapkan pola/metode yang lain daripada yang lain dianggap salah.  Guru-guru Jepang senantiasa menjaga image bahwa semua siswa harus memiliki prestasi yang sama, kedisiplinan yang sama dengan sistem pendidikan yang serupa.  Namun adanya kurikulum baru menyadarkan mereka bahwa setiap anak punya potensi yang berbeda dengan lainnya, dan inilah yang harus dibina. Kurikulum yang baru bersifat fleksibel dan memungkinkan sekolah untuk meramu kurikulum sendiri berdasarkan kondisi daerah, sekolah dan siswa yang mendaftar. Sebagai contoh, di SMP, selain mata pelajaran wajib, siswa juga ditawarkan dengan mapel pilihan.
Berikut kutipan kurikulum sebuah SMA milik kota Nagoya, provinsi Aichi:
Kelas 1:
Bahasa Jepang (4 kredit), Geografi A (2) , Math I (3), Integrated Science A (2), Sports (3), Penjas (1), Kesenian & Ketrampilan (2, pilihan : kaligrafi, musik, art), bhs Inggris (3), Teknologi Informatika (3), Industry, society dan manusia (2), Pilihan wajib (4, terdiri dari : Bhs Inggris dan Math A, Bhs Inggris dan Literatur kuno, Integrated Science B dan Math A). Home room (1)
Kelas 2:
Sejarah dunia (2), Masyarakat modern (2), Science (2, pilihan : fisika I, biologi I, kimia I), Sports (3), Penjas (1), Keterampilan Keluarga (2), Integrated Course (1), Mata pelajaran pilihan sesuai jurusan (12), Mata pelajaran pilihan bebas (4), Home room (1)
Kelas 3:
Sports (2), Keterampilan Keluarga (2), Integrated Course (2), Mata pelajaran pilihan jurusan (16), mata pelajaran pilihan bebas (7), Home room (1)
Bandingkan dengan kurikulum SMA Negeri di kota Wakkanai, provinsi Hokkaido:
Kelas 1:
Bhs Jepang (4), Sejarah Dunia (4), Math I (3), Math A (2), Kimia I (2), Sports (3), Penjas (1), Keterampilan I (2), Bhs Inggris Oral Conversation I (2), Bhs Inggris I (3), Keterampilan Keluarga (2), Integrated Course (1), Home room (1)
Kelas 2:
Peradaban modern (2), Literatur kuno (2), Sejarah Jepang B (2) atau Geografi B(2), MathII (4), Math B (2), Science (1), Biologi Tanaman, Bioogi Hewan (3), Sports (3), Penjas (1), Keterampilan (1), Bhs InggrisII (4), Keterampilan keluarga (1), Teknologi Informatika A (2), Integrated Course (2), Home room (1)
Kelas 3:
Peradaban modern (2), Logika (2), Ekonomi dan pemerintahan (2), Science (1), Sports (3), Reading (5), Pelajaran pilihan (4, pilihan : literatur kuno, Reading literatur kuno, Math III), Mata Pelajaran pilihan (2, pilihan : sejarah dunia B, sejarah Jepang B, Geografi B, Math B, Keterampilan II), Pilihan (3, pilihan : Math Standar, Math II, Math B, Kimia II), Pilihan (2, ekspresi bhs Jepang, Math C, Oral Conversation I, Reading), Pilihan (2, Biologi Tanaman II, Biologi Hewani II, Ilmu Bumi II), Integrated Course (1), Home room (1).
Berdasarkan kurikulum kedua sekolah terlihat bahwa :
A.    Sekolah di Jepang sedikit mempunyai kebebasan meramu sendiri kurikulum sekolah. Kurikulum di setiap daerah berbeda.
B.     Mata pelajaran yg distandarkan secara nasional seperti bahasa Jepang, bhs Inggris, Math, Sejarah, Sports, Penjas, Keterampilan dan Kesenian, Science,  Integrated Course, Home room tetap diberlakukan.
C.     Sekolah memiliki kebebasan meramu pelajaran pilihan
D.    Pelajaran pilihan ditekankan pada jenjang kelas 2 dan 3
E.      Jumlah kredit rata-rata 30 per jenjang.

Materi Kimia Di SMA/MA Berdasarkan KTSP (Indonesia)
Kelas X:
*Struktur atom * Sistem periodik unsur *Tatanama Senyawa dan Persamaan *Ikatan kimia *Reaksi Sederhana *Hukum-hukum Dasar Kimia *Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit *Perkembangan Konsep Reak-si *Redoks *Senyawa Hidrokarbon *Minyak Bumi
Kelas XI:
*Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur *Termokimia *Laju Reaksi *Keseimbangan Kimia *Asam dan Basa *Stoikiometri Larutan *pH *Ksp
Kelas XII:
*Sifat Koligatif Larutan *Reaksi Redoks dan Elek-trokimia *Kimia Unsur *Zat Radioaktif *Senyawa Turunan Alka-na *Benzena dan Turunannya *Polimer *Aspek-aspek


Sedangkan Materi Kimia Di SMA/MA Jepang antara lain:
Berkaitan dengan Kimia Anorganik:
Berkaitan dengan Kimia Anorganik *Sistem Periodik & Struktur *Atom, Ikatan Kimia, *Tatanama Senyawa dan *Persamaan Reaksi Sederhana, *Kimia Unsur.
Berkaitan dengan Kimia Organik:
*Senyawa Hidrokarbon Minyak *Bumi, Gugus Se-nyawa *Turunan Alkana, Benzena & *Turunannya, Polimer, Aspekaspek *Biokimia.
Berkaitan dengan Kimia Larutan:
*Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit *Reaksi Redok dan Elektrokimia *Stiokiometri Larutan *pH *Ksp *Sifat Koligatif Larutan *Koloid
C.    Perbandingan Kurikulum di Jepang dengan Indonesia
Perbedaan antara kurikulum kimia di indonesia berada pada tahap pergantian kurikulum dan bahan ajar Materi Kimia. Dimana kurikulum di Indonesia mengalami perubahan tiap kali pergantian mentri dengan berdasarkan atas perubahan zaman dan tuntutan teknologi untuk menciptakan SDM yang bermutu, dan bahan ajar Materi Kimia yang di ajarkan untuk kelas X, XI danXII dibagi-bagi untuk tiap kelas seperti halnya pada tabel Distribusi Materi Kimia Di SMA/MA Berdasarkan KTSP.
Sedangkan kurikulum dijepang mengalami Pembaharuan kurikulum setiap 10 tahun sekali, dan kurikulum terbaru yang diterbitkan di tahun 1998 adalah pembaharuan ketujuh sejak kurikulum yang diterapkan pada Perang Dunia II. Dan bahan ajar Materi Kimia yang diajarkan melalui Spesialisasi Tugas Guru. Pada spesialisasi tugas guru ini, guru dibagi menjadi guru spesialisasi Kimia Anorganik, Kimia Organik, dan Kimia Larutan. Setiap kali materi yang berkaitan muncul, maka guru pada spesialisasi materi ajar tersebut yang harus mengajar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unggah-ungguh basa Jawa ( Unggah-ungguh bahasa Jawa )

UNGGAH-UNGGUH BASA JAWA Unggah-ungguh Basa Jawa yaiku adat sopan santun, tatakrama, tatasusila nggunakake Basa Jawa. Undha-usuke Basa Jawa miturut unggah-ungguhe kena kaperang dadi 5, yaiku : Basa ngoko, kaperang dadi 2,  yaiku Ngoko Lugu lan Ngoko Andhap (isih kaperang maneh dadi 2, Antya Basa lan Basa Antya). Basa madya, kaperang dadi 3, yaiku Madya Ngoko, Madyantara lan Madya Krama. Basa Krama, kaperang dadi 5, yaiku Kramantara, Mudha Krama, Wredha Krama, Krama Inggil, lan Krama Desa. Basa Kedhaton. Basa Kasar. A. BASA MADYA       Basa Madya iku basa ing antarane basa ngoko lan krama. Wujude Basa Madya yaiku tembung Madya kaworan ngoko utawa krama. Basa Madya Ngoko biyasane isih digawe dening wong ing desa lan pegunungan.  Manut wujude, Basa Madya diperang dadi 3, yaiku : 1. Madya Ngoko. Basa Madya Ngoko wujude tembung : Madya (ater-ater lan panambang ngoko) Ngoko Dika, mang, samanng Ciri-cirine Basa Madya Ngoko antara...

Pangertosan Drama

Pangertosan drama Miturut etimologi, tembung drama saka basa Yunani, yaiku draomai sing duweni teges ‘tandang, tindak, lelakon’ ( to do, to act ). Miturut Panuti Sudjiman, drama yaiku karya sastra sing duweni ancas (tujuan) nggambarake panguripan sing ngatonake konflik lan emosi liwat tumindak ( action ) lan paguneman ( dialog ) lan dirancang kanggo pementasan ing panggung.   Maragakake drama Titikane drama, yaiku naskah sing awujud paguneman utawa dialog. Ing sajroning ndhapuk pacelathon pengarang kudu nggatekake paguneman para paraga ing saben dinane. Basa sing digunakake ing paguneman yaiku basa saben dinane, amarga para paraga mau makili utawa nyulihi (makili) panguripan saben dinane. Umpamane yen maragakake tokoh preman, omongane kudu kaya watake preman. Maragakake wong Banyumas, dialek Banyumase kudu krasa (cetha), lsp. Dialog ing sajroning drama kudu nggambarake karakter (watak) paraga-paragane. Malahan, paguneman ing drama duweni sipat estetis, tegese ...

Pranatacara Adicara Midodareni

Nuwun,             Sanggyaning para rawuh ingkang kinurmatan kawuryan saking mandrawa risang calon penganten miwah sapengombyongan sampun arsa prapta ing wismaning pamengku gati.  Praptanira calon penganten miwah pengombyong ngaturaken pambagya kawilujengan. —————————(gendhing Ladrang Sri Wilujeng)————————             Nalika samana risang calon penganten kakung miwah pangombyong sampun kepareng  mratitisaken satataning lampah. Sinengkuyung mring para kadang miwah sentana, karsanipun Bapak-Ibu Slamet Utomo ingkang arsa bebesanan kaliyan Bapak-Ibu Sugeng Raharjo kawuryan saking mandrawa kathik ngasta saniskaraning ubarampe srah-srahan, manekawarni wujud, lan warninira.             Wus tinata lampahing risang calon penganten kakung miwah pangombyong. Ingkang wonten ing ngarsa nun inggih tetungguling lampah Ba...