Langsung ke konten utama

Capaian Pembelajaran (CP) Bahasa Jawa

Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Jawa

              Kurikulum Merdeka

1.    Fase A (Kelas 1-2 SD/MI/SDLB)

 

Pada akhir Fase A, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Jawa dalam mengeja huruf, suku kata dan kata tentang nama-nama benda. Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Jawa sesuai kaidah Unggah ungguh basa (bahasa jawa) untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Peserta didik mampu memahami dan menyampaikan pesan, mengekspresikan perasaan dan gagasan, berpartisipasi dalam percakapan berbahasa Jawa dan diskusi  secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosa kata baru bahasa Jawa melalui berbagai kegiatan berbahasa nonsastra dengan topik nama-nama benda, nama-nama anggota tubuh dalam ragam ngoko dan krama, dan bersastra tembang dolanan, dan dongeng (fabel).

 

Fase A Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Menyimak

Peserta didik mampu bersikap menjadi penyimak bunyi huruf, suku kata dan kata tentang nama-nama benda dan nama-nama anggota tubuh dan kata kerja dalam ragam ngoko dan krama dengan baik. Peserta didik mampu memahami pesan lisan dan informasi dari media audio, teks aural berupa tembang dolanan dan lelagon, dongeng (fabel) dan instruksi lisan berbahasa Jawa yang berkaitan dengan

tujuan berkomunikasi.

Membaca

Peserta didik mampu mengeja huruf, suku kata dan kata tentang nama-nama benda, nama-nama anggota tubuh dan kata kerja dalam dalam ragam ngoko dan krama. Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Peserta didik mampu memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif berupa dongeng (fabel) dan tembang dolanan atau lelagon. Peserta didik mampu menambah  kosakata  baru  tentang  nama-nama  benda,

nama-nama anggota tubuh, kata kerja dalam ragam ngoko


 

dan krama dari teks yang dibaca atau tayangan yang dipirsa

dengan bantuan ilustrasi.

Berbicara

Peserta didik mampu melafalkan huruf, suku kata, kata tentang nama-nama benda, nama-nama anggota  tubuh, kata kerja dalam ragam ngoko dan krama dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik dan santun dalam suatu percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan secara lisan dengan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi (sastra dan nonsastra) yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri

dan lingkungan.

Menulis

Belum menjadi fokus pembelajaran pada fase ini.

 

 

2.    Fase B (Kelas 3-4 SD/MI/SDLB)

 

Pada akhir Fase B, peserta didik memiliki kemampuan  berbahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguh basa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang hal-hal menarik di lingkungan sekitarnya. Peserta didik mampu memahami dan menyampaikan gagasan dari teks informasional, memahami penokohan dan pesan dari teks narasi sastra cerita rakyat, geguritan, tembang macapat Pocung dan Gambuh dan nonsastra tentang tradisi/budaya. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dengan bahasa Jawa dalam kerja kelompok dan diskusi. Peserta didik mampu membaca dan menulis 20 huruf Jawa legena, pasangan, sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dengan topik tradisi, ungkapan Jawa dan bersastra geguritan, cerita rakyat, dan tembang Pocung, Gambuh. Peserta didik mampu membaca teks bahasa Jawa dengan fasih.


Fase B Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Menyimak

Peserta didik mampu memahami ide pokok (gagasan) suatu pesan lisan, informasi berbahasa  Jawa  dalam ragam ngoko dan krama dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi yang

dibacakan atau dari media audio.

Membaca

Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi berbahasa Jawa dalam ragam ngoko dan krama tentang kehidupan sehari-hari, teks narasi cerita rakyat, geguritan, dan tembang Macapat Pocung dan Gambuh dalam bentuk cetak atau elektronik. Peserta didik mampu memahami ide pokok dan ide pendukung pada teks informasional dan mampu menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi. Peserta didik mampu menambah kosakata baru dari teks yang

dibaca atau tayangan yang dipirsa sesuai dengan topik.

Berbicara

Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata (ngoko/krama) sesuai kaidah unggah-ungguh basa dalam berbagai kegiatan sehari-hari (sapa aruh dan bertamu). Peserta didik mampu berbicara menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu menyampaikan informasi dalam bentuk dialog sesama teman serta orang yang lebih tua dengan sikap

tubuh/gestur yang santun.

Menulis

Peserta didik mampu menulis teks narasi dan deskripsi berbahasa Jawa sesuai kaidah unggah-ungguh basa dengan rangkaian kalimat yang beragam, informasi yang lebih rinci dan akurat dengan topik yang beragam. Peserta didik mampu menulis 20 aksara Jawa (legena), pasangan, sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda. Peserta

didik semakin terampil menulis tegak bersambung.


3.    Fase C (Kelas 5-6 SD/MI/SDLB)

Pada akhir fase C, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Jawa sesuai unggah-ungguh basa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan dan konteks sosial kepada teman sebaya dan orang tua. Peserta didik mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi dan pesan berbahasa Jawa ngoko dan krama dari paparan lisan dan tulis tentang teks informasional dan teks sastra geguritan, cerita legenda, cerita wayang Pandawa dan Punakawan dan tembang Maskumambang dan Mijil. Peserta didik mampu menanggapi dan mempresentasikan informasi yang dipaparkan; berpartisipasi aktif dalam diskusi; menuliskan tanggapannya terhadap bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya. Peserta didik mampu menulis kalimat sederhana (tunggal) berhuruf Jawa sesuai kaidah. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa nonsastra dengan topik tradisi/budaya, ungkapan Jawa. Peserta didik memiliki kebiasaan membaca untuk hiburan menambah pengetahuan dan keterampilan.

 

Fase C Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Menyimak

Peserta didik mampu menganalisis informasi berbahasa Jawa ngoko dan krama berupa fakta, prosedur dengan mengidentifikasikan ciri objek dan urutan proses kejadian dan nilai-nilai dari berbagai jenis teks informasional dan sastra tembang Macapat Maskumambang dan Mijil, geguritan, cerita legenda dan cerita wayang Pandawa dan Punakawan yang disajikan dalam bentuk lisan, teks aural (teks yang dibacakan

dan/atau didengar) dan audio.

Membaca

Peserta didik mampu membaca dengan lancar dan indah serta memahami informasi dan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, literal, konotatif, dan kiasan untuk mengidentifikasi objek, fenomena, dan karakter. Peserta didik mampu mengidentifikasi ide pokok dari teks deskripsi dan narasi serta nilai-nilai yang terkandung    dalam    teks    sastra    tembang    Macapat

Maskumambang,  Mijil,  geguritan,  cerita  legenda  dan


 

cerita    wayang   Pandawa   dan               Punakawan               dari           teks

dan/atau audiovisual.

Berbicara

Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata (ngoko/krama) sesuai kaidah unggah-ungguh basa dengan sikap tubuh/gestur yang santun. Peserta didik mampu berbicara menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta didik mampu mengajukan dan menanggapi pertanyaan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan lebih aktif. Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan menerapkan tata caranya. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar dari teks

narasi dengan topik yang beragam.

Menulis

Peserta didik mampu menulis teks berbahasa Jawa ngoko dan krama narasi dan deskripsi dari  gagasan, hasil pengamatan, pengalaman, dan imajinasi. Peserta didik mampu menggunakan kaidah kebahasaan dan kesastraan untuk menulis teks sesuai dengan konteks dan norma budaya serta menggunakan kosakata baru yang dimilikinya. Peserta didik mampu menyampaikan perasaan berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi jawa (geguritan) dengan penggunaan kosakata secara kreatif. Peserta didik mampu menulis kalimat sederhana menggunakan huruf Jawa sesuai

dengan kaidah.

 

4.    Fase D  (Kelas VII, VIII, IX SMP/MTs)

Pada akhir fase D, peserta didik memiliki kemampuan  berbahasa Jawa dengan santun sesuai dengan kaidah unggah-ungguh basa dan tata bahasa (paramasastra dan kagunan basa) untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan dalam konteks sosial dan budaya. Peserta didik mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi paparan tentang topik sosial budaya dan karya sastra (misalnya; tembang Macapat/parikan/dongeng/geguritan/cerita pendek/cerita rakyat/cerita wayang). Peserta didik mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi,


mempresentasikan, dan menanggapi informasi nonsastra (tentang sosial budaya) dan sastra (misalnya; tembang Macapat/parikan/dongeng/ geguritan/cerita pendek/cerita rakyat/cerita wayang) yang dipaparkan. Peserta didik memiliki perbendaharaan kosa kata bahasa jawa tentang ungkapan-ungkapan Jawa. Peserta didik mampu menulis berbagai teks (nonsastra dan sastra) untuk menyampaikan hasil pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur, dan menuliskan tanggapannya terhadap paparan dan bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya. Peserta didik mampu menulis teks paragraf dengan huruf Jawa sesuai dengan kaidah penulisan huruf Jawa.

 

Fase D Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Menyimak

Peserta didik mampu menganalisis dan mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari berbagai tipe  teks nonsastra (konteks sosial budaya). Peserta didik mampu menganalisis      dan           mengevaluasi            informasi  berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari teks sastra (misalnya; tembang macapat/parikan/wangsalan/cangkriman/dongeng/mon olog/geguritan/cerita pendek/cerita rakyat/cerita wayang epos Ramayana atau lainnya) dalam bentuk audiovisual dan aural.  Peserta                   didik                        mampu     menganalisis dan mengevaluasi                  informasi berupa            gagasan,   pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari teks nonsastra (dialog/gelar wicara/lainnya). Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai informasi dari topik aktual yang didengar.

Membaca

Peserta didik memahami informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan  dari  berbagai jenis teks (deskripsi/narasi/eksposisi/argumentasi/ lainnya) pada konteks sosial budaya. Peserta didik mampu membaca teks sastra (tembang macapat/parikan/ dongeng/geguritan/cerita    pendek/cerita    rakyat/cerita

wayang  epos  Ramayana/lainnya)  dari  teks  visual  dan


 

audio visual. Peserta didik mampu membaca teks paragraf aksara Jawa untuk menemukan  makna  yang  tersurat dan tersirat. Peserta didik mampu menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati atau pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai topik aktual tentang sosial dan budaya yang dibaca dan dipirsa.

Berbicara

Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan  dengan  bahasa  Jawa sesuai dengan kaidah unggah-ungguh basa  dan  tata bahasa untuk menyampaikan pendapat, pemecahan masalah, dan pemberian solusi secara lisan dalam bentuk monolog dan dialog logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu           menggunakan           dan                   mengembangkan perbendaharaan kata untuk berbicara dan presentasi. Peserta didik mampu menggunakan ungkapan-ungkapan jawa dalam dialog sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi. Peserta didik mampu berdiskusi secara aktif, kontributif, efektif, dan santun. Peserta didik mampu menuturkan ungkapan simpati, empati, peduli dan penghargaan dalam bentuk dialog dan sastra melalui teks multimodal. Peserta didik mampu mengungkapkan dan mempresentasikan berbagai topik aktual tentang sosial budaya secara kritis.

Menulis

Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan tertulis tentang sosial budaya untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dengan menggunakan bahasa Jawa sesuai kaidah unggah-ungguh basa dan tata bahasa. Peserta didik mampu menulis teks paragraf aksara Jawa sesuai kaidah penulisan aksara Jawa. Peserta didik mampu menyampaikan ungkapan rasa simpati, empati, peduli, dan pendapat pro/kontra secara etis dalam memberikan penghargaan secara tertulis dalam teks   multimodal.   Peserta   didik   mampu   menggunakan

kosakata baru yang dimiliki tentang busananing basa dan


 

ungkapan Jawa untuk menulis berbagai tujuan. Peserta didik mampu menyampaikan tulisan berdasarkan fakta, pengalaman, dan imajinasi secara indah dan  menarik dalam bentuk gancaran (prosa) dan geguritan (puisi jawa) dengan penggunaan kosa kata secara kreatif.

 

5.    Fase E (Kelas X)

Pada akhir Fase E, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Jawa dengan santun serta memperhatikan kaidah bahasa jawa (paramasastra) maupun unggah-ungguh basa untuk berkomunikasi sesuai dengan tujuan. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, mengidentifikasi, menanggapi, mengevaluasi dan mempresentasikan isi teks pada ragam jenis teks, pawarta,  geguritan, sastra pewayangan (epos Mahabharata) dan aksara jawa dalam bentuk teks aural (teks yang dibacakan) teks visual, dan atau teks audiovisual. Peserta didik mampu menuliskan gagasan dan pikiran dalam bentuk teks aksara jawa, teks nonsastra berbagai jenis teks, teks nonsastra dalam bentuk pawarta berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. Peserta didik mampu memahami kaidah membaca teks aksara jawa (misalnya: nglegena- pasangan/sandhangan/angka/swara/murda/rekan/lainnya).                                                                         Peserta didik mampu mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, dan pandangan dari berbagai jenis teks nonsastra (misalnya: deskripsi/narasi/ eksposisi/argumentasi/lainnya). Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonsastra dan sastra secara kritis dan etis.

 

Fase E Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Menyimak

Peserta didik mampu mengapresiasi dan memahami informasi berupa arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks sastra dalam bentuk cerita wayang

(mahabharata).

Membaca

Peserta didik mampu memahami kaidah penulisan teks aksara jawa melalui kegiatan membaca teks aksara jawa (misalnya:   nglegena-pasangan/sandhangan/angka/swara/

murda/rekan/lainnya). Peserta didik mampu mengevaluasi


 

informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks nonsastra (misalnya: deskripsi/narasi/eksposisi/argumentasi atau  lainnya) untuk menemukan makna yang tersurat dan  tersirat. Peserta didik mampu memahami dan mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks sastra berupa geguritan untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik mampu mengidentifikasi penggunaan Bahasa Jawa sesuai dengan kaidah kebahasaan (paramasastra) dan unggah-ungguh basa

untuk berbagai tujuan secara logis, kritis dan kreatif.

Berbicara

Peserta didik mampu menggunakan Bahasa Jawa sesuai dengan kaidah kebahasaan (paramasastra) dan unggah- ungguh basa untuk menyampaikan informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari teks nonsastra (misalnya: pawarta/

reportase/lainnya).

Menulis

Peserta didik mampu menulis gagasan dan pikiran dalam bentuk teks aksara jawa dengan memperhatikan kaidah penulisan aksara Jawa. Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan dalam bentuk teks sastra geguritan. Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan dalam berbagai jenis teks nonsastra             (misalnya:                                 deskripsi/narasi/eksposisi/ argumentasi/lainnya) untuk berbagai tujuan secara logis, kritis dan kreatif. Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan secara lisan berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat melalui teks non

sastra dalam bentuk pawarta.

 

6.    Fase F (Kelas XI dan XII)

Pada akhir Fase F, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa Jawa dengan santun serta memperhatikan kaidah bahasa jawa (paramasastra) maupun unggah-ungguh basa untuk berkomunikasi sesuai dengan tujuan. Peserta didik mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, mengidentifikasi, menanggapi dan mempresentasikan isi teks sesorah, teks panatacara, teks sastra sandiwara dan teks aksara Jawa dalam bentuk teks


aural, teks visual dan atau teks audiovisual. Peserta didik mampu membaca lancar, memahami dan mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dan informasi yang terdapat dalam teks aksara jawa (misalnya: nglegena-pasangan/sandhangan/angka/swara/ murda/rekan   dan/atau   lainnya),   teks   sastra   berupa   novel   dan    sastra piwulang (misalnya: wedhatama/wulangreh/wulang sunu/wulang putri/ tripama dan/atau lainnya) untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan dalam bentuk teks nonsastra berupa teks artikel budaya Jawa, teks cerkak dan teks iklan/pariwara dalam bentuk visual dan atau audio visual untuk berbagai tujuan secara logis, kritis dan kreatif. Peserta didik mampu menulis berbagai teks untuk merefleksi dan mengaktualisasi diri untuk selalu berkarya dengan mengutamakan penggunaan bahasa Jawa di berbagai media.

 

Fase F Berdasarkan Elemen

 

Elemen

Capaian Pembelajaran

Menyimak

Peserta didik mampu mengevaluasi, mengapresiasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak berbagai tipe teks nonsastra dalam bentuk sesorah, untuk menanggapi teks yang disimak. Peserta didik mampu mengapresiasi, mengevaluasi, dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks sastra dalam bentuk

sandiwara, untuk menanggapi teks yang disimak.

Membaca

Peserta    didik    mampu    membaca    lancar    dan                   memahami informasi yang terdapat dalam teks aksara jawa (misalnya: nglegena-pasangan/sandhangan/angka/swara/murda/ rekan/lainnya).     Peserta     didik     mampu                   memahami          dan mengevaluasi informasi berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari teks sastra berupa sastra piwulang (misalnya:                   wedhatama/wulangreh/wulang                           sunu/wulang putri/tripama/lainnya)                   untuk  menemukan          makna         yang tersurat dan tersirat. Peserta didik mampu membaca untuk memahami dan mengevaluasi informasi dan pesan (tersirat/

tersurat) dari teks sastra novel.


Berbicara

Peserta didik mampu menggunakan Bahasa Jawa sesuai dengan kaidah kebahasaan (paramasastra) dan undha-usuk basa untuk berkomunikasi dengan guru, teman sebaya dan orang lain dalam berbagai macam situasi dan tujuan. Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan secara lisan berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat melalui teks nonsastra dalam bentuk sesorah. Peserta didik mampu menyajikan teks nonsastra berupa iklan (pariwara, broadcast) dalam bentuk visual dan atau audio visual untuk berbagai tujuan secara logis, kritis dan kreatif. Peserta didik mampu menyajikan teks sastra sandiwara dalam bentuk audio visual untuk berbagai tujuan secara logis, kritis dan kreatif. Peserta didik mampu mengolah dan menyajikan secara lisan berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat melalui teks

nonsastra dalam bentuk panatacara.

Menulis

Peserta didik mampu menulis gagasan dan pikiran dalam bentuk teks aksara jawa yang memuat (misalnya: nglegena- pasangan/sandhangan/angka/swara/murda/reka/lainnya) untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda secara logis, kritis dan kreatif. Peserta didik mampu menulis gagasan, pikiran, pandangan, arahan dalam bentuk teks nonsastra berupa teks artikel budaya Jawa (tangible maupun intangible) untuk berbagai tujuan secara logis, kritis dan kreatif. Peserta didik mampu menulis teks sastra berupa cerkak untuk berbagai tujuan secara kritis dan kreatif. Peserta didik mampu menulis teks nonsastra berupa iklan (pariwara, broadcast) untuk berbagai tujuan secara logis, kritis dan kreatif. Peserta didik mampu menulis gagasan dan pikiran dalam bentuk teks sastra              tembang                macapat.  Peserta       didik        mampu                menulis gagasan dan pikiran dalam bentuk teks sastra cerkak untuk

mencapai tujuan yang berbeda-beda.

 

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH


USWATUN HASANAH

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unggah-ungguh basa Jawa ( Unggah-ungguh bahasa Jawa )

UNGGAH-UNGGUH BASA JAWA Unggah-ungguh Basa Jawa yaiku adat sopan santun, tatakrama, tatasusila nggunakake Basa Jawa. Undha-usuke Basa Jawa miturut unggah-ungguhe kena kaperang dadi 5, yaiku : Basa ngoko, kaperang dadi 2,  yaiku Ngoko Lugu lan Ngoko Andhap (isih kaperang maneh dadi 2, Antya Basa lan Basa Antya). Basa madya, kaperang dadi 3, yaiku Madya Ngoko, Madyantara lan Madya Krama. Basa Krama, kaperang dadi 5, yaiku Kramantara, Mudha Krama, Wredha Krama, Krama Inggil, lan Krama Desa. Basa Kedhaton. Basa Kasar. A. BASA MADYA       Basa Madya iku basa ing antarane basa ngoko lan krama. Wujude Basa Madya yaiku tembung Madya kaworan ngoko utawa krama. Basa Madya Ngoko biyasane isih digawe dening wong ing desa lan pegunungan.  Manut wujude, Basa Madya diperang dadi 3, yaiku : 1. Madya Ngoko. Basa Madya Ngoko wujude tembung : Madya (ater-ater lan panambang ngoko) Ngoko Dika, mang, samanng Ciri-cirine Basa Madya Ngoko antarane : Aku, dadi kula Kowé, dio

Ukara Sambawa

UKARA SAMBAWA Sugeng pepanggihan malih kaliyan kula, wonten ing blog ingkang prasaja menika. Wonten ing kalodhangan menika kula badhe ngaturaken satunggaling bab wonten ing paramasastra basa Jawi, inggih menika bab ukara sambawa. (Sampun cetha nggih, lha wong irah-irahanipun mawon pun pertela mekaten kok…). Hehehehehe. Hmmmmh, nggih pun botensah basa-basi kemawon nggih, mangga dipunsemak materi bab Ukara Sambawa menika. Mugi-mugi saged migunani tumrap sinten kemawon. Matur nuwun. Ukara sambawa. Hmmmmh, mbokmenawa wis akeh banget kang pirsa bab ukara sambawa iki. Malah ukara iki wis kawentar lan kaloka dadi judul lagu manca nagara kang saiki lagi moncer-moncere padha dinyanyekake dening para penyanyi. Nah, lagu apa kira-kira… (mesthi padha lagi mikir yaaaaaaaaa???) Hehe kae lho, malah dadi judhul lagi sing dinyanyekake Adele… sing judhule Sambawa like you… (…*#&*&@*&#(@*&#(……!!!!!! Kae Someone kaleeeeeeeeeeeeeee!!!!! Dudu sambawa. Hiiiiiiiihhhhh). heheh

Upacaran Adat Jawa

Ngupat Ngupat utawa ngupati iku salah sijining upacara adat sing diselenggara'ake wektu calon ibu mbobot 4 sasi . Tembung "ngupat" asale saka tembung papat (4) utawa kupat . Ancasé upacara adat iki kanggo kaslametané calon bayi lan ibuné utawa kanggo sing sifaté tolak bala dadi padha karo upacara adat mitoni . Sing radha bedha karo upacara adat mètèng liyané yaiku ana sajian kupat ing kendhuren ngupati, kupat iki uga disertakaké ing besek sing digawa bali undangan sing hadir. Makna Ngupat sejatiné kanggo pralambang yén jabang bayi wis mlebu ning tahap kaping papat ning proses pangriptane manungsa. Wektu Upacara adat ngupat kudu diselenggarakaké ning dina sing apik miturut petungan dina Jawa . Ngliman Ngliman iku salahsijining upacara adat wètèngan sing diselenggarakake wektu calon ibu mbobot 5 wulan . Tembung "ngliman" asale saka tembung lima (5). Ancase upacara adat iki padha karo ngupatan yaiku upacara kanggo kaslametane c